Gempa bumi memiliki sentuhan Midas,
klaim penelitian terbaru. Air yang menguap selama gempa bumi ternyata mampu
mengendapkan emas, menurut model yang diterbitkan di jurnal Nature Science
edisi 17 Maret.
Model ini
menjelaskan mekanisme kuantitatif hubungan antara emas dan kuarsa yang terlihat
sebagai endapan emas di dunia, kata Dion Weatherley, ahli geofisik Universitas
Queensland, Australia sekaligus sebagai penulis dalam penelitian ini.
Gempa bumi yang datang menyebabkan
pecahan bergerak di sepanjang tanah, pecahan ini disebut fault. Fault yang
besar menyebabkan pecahan-pecahan kecil di sepanjang pergeseran muncul sebagai
celah persegi disebabkan singgungan yang muncul. Air sering melumasi celah ini
dan memenuhi pecahan.
Sekitar sepuluh kilometer di bawah
permukaan laut, di bawah suhu dan tekanan yang luar biasa, air akan membawa
karbon dioksida, silika, dan unsur ekonomis seperti emas dengan konsentrasi
tinggi.
Guncangan, kertakan, emas
Selama gempa bumi terjadi, retakan
terbuka lebar. Air di dalam celah menguap dan memaksa silika membentuk kuarsa
mineral, sementara emas dalam bentuk cairan menuju ke permukaan di dekatnya,
kata Weatherley dan partner penulisnya, Richard Henley, dari Universitas Nasional
Australia di Canberra.
Para ilmuwan
telah lama menduga penurunan tekanan secara tiba-tiba memiliki hubungan antara
pengendapan emas raksasa dan fault kuno. Penelitian ini tercetus dari ide
ekstrrem ini, Kata Jamie Wilkinson, ahli geokimia di Imperial College London,
di Inggris, yang tidak terlibat dalam penelitian ini.
Awalnya,
para ilmuwan menduga cairan akan mendidih, kemudian menyembur seperti botol
soda yang dibuka, selama gempa bumi atau perubahan tekanan lainnya. Hal ini
akan memenuhi kantong-kantong bawah tanah dengan emas. Mineral lain akan
menumpuk seiring lamanya waktu.
Weatherley
mengatakan jumlah endapan emas setelah gempa bumi kecil, sebab cairan bawah
tanah hanya membawa paling tidak satu bagian per juta dari emas. Tetapi, zona
gempa di Fault Alphine di Selandia Baru, salah satu yang paling cepat di dunia,
mampu menghasilkan endapan emas yang bisa ditambang dalam 100 ribu tahun,
ucapnya.
Anehnya,
penelitian menunjukkan bahwa kuarsa tidak memiliki waktu untuk mengkristal.
Sebaliknya, mineral berukuran nanopartikel keluar dari cairan, bahkan mungkin membuat
zat seperti gel di dinding fraktur. Kuarsa brbentuk partikel kemudian mengkristal
dari waktu ke waktu.
Bahkan.
Gempa bumi yang berkekuatan lebih kecil dari 4,0 SR, yang mengakibatkan
getaran, tetapi jarang menyebabkan kerusakan, dapat memicu seketika, menurut
penelitian itu.
Bukit-bukit yang memiliki emas Kuarsa yang berhubungan dengan
emas bersumber dari endapan yang terkenal, seperti emas yang memicu penyerbuan
pada abad ke019 di Klondike dan California.
Gempa bumi
bukanlah satu-satunya aktivitas alam yang menjadi sumber emas. Gunung berapi
dan aliran bawah tanah cukup produktif, atau mungkin lebih produktif
menghasilkan emas.
Tetapi,
Weatherley dan Henley mengungkapkan bahwa proses yang sama dapat berlangsung di
bawah gunung berapi. Wilkinson yang mempelajari hubungan gunung berapi dengan
emas, mengatakan hal itu tidak terbukti.
“Di bawah
gunung berapi, sebagian besar emas tidak diendapkan dalam fault aktif selama
gempa,” kata Wilkinson. “Itu merupakan proses yang sangat berbeda.”
Sumber: uniqpost.com